jump to navigation

Opini

Welcome to Campus
(dimuat di harian Radar Banjarmasin)*

“Anda sekarang adalah seorang mahasiswa!” itulah seruan yang berkumandang kepada para mahasiswa (khususnya mahasiswa baru) ketika mulai memasuki dunia kampus. Tentu anda dan kita semua patut bangga. Mengapa demikian? Karena mahasiswa adalah intelektual muda yang “dipersiapkan” menjadi calon pemimpin bangsa. Seorang mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai kesempatan dan peluang besar ikut andil menentukan nasib bangsa dan negeri ini untuk dibawa ke arah mana. Sejarah telah banyak mengukir hal tersebut. Di mata masyarakat, mahasiswa pun merupakan cerminan semangat dan jiwa besar untuk melakukan suatu perubahan. Perubahan hanya akan terjadi ketika kita mau berfikir secara komprehensif yang akan menghantarkan kita pada proses pergerakan yang ideologis yang mana kesemuanya dapat diperoleh dalam sebuah organisasi seperti LDK.
Dakwah di kampus tidak bisa dilepaskan dari peran LDK atau Lembaga Dakwah Kampus, yang ada hampir di setiap kampus perguruan tinggi di Indonesia saat ini. Menurut khittah LDK, LDK adalah suatu lembaga yang dikelola mahasiswa, bergerak dalam dakwah Islam di kampus untuk menegakkan kalimah Allah dengan amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah di kampus di negeri ini jelas berandil bagi terbentuknya basis kekuatan umat secara baru, melengkapi peran pesantren, majelis ta’lim, dan perguruan Islam selama ini. Beberapa bukti bisa disebut menandai kesan munculnya kekuatan Islam di kampus. Nafas Islam di berbagai kota besar sejak seputar tahun 80-an harus diakui sangat dipengaruhi kampus.
Lembaga Dakwah Kampus (biasanya sebutannya berbeda-beda di masing-masing kampus) adalah organisasi keislaman resmi yang membawahi semua aktitas kegiatan Keislaman di kampus masing-masing. Terbentuknya LDK pada awalnya adalah sebuah respon politik dari mahasiswa terkait situasi yang terjadi dalam kancah nasional. LDK sebagai sebuah respon politik bukan sekedar sebuah respon belaka, namun LDK juga menawarkan pemikiran Islam ideologis sebagai jawaban atas kebimbangan sistem dan pemikiran yang terjadi di negeri ini.
Saatnya mulai sekarang kita bergerak mengoptimalkan kerja otak dan tubuh. Jadikan kampus sebagai tempat menimba dan menuangkan segala potensi diri. Semoga tidak menjadikan kampus hanya sebagai tempat mengejar nilai, titel/gelar, dan karir semata, ataupun menjadikan kampus sebagai wadah tawuran (seperti sering terdengar beberapa waktu lalu). Namun mampu menjadi mahasiswa yang prestatif. Prestatif dunia akhirat tentunya. Menjadi agent of change membawa perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (TQS.al-Imron:104)

galuhbanjar@ymail.com
*by : BE Jadwa BKLDK Korwil Kalimantan.

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar